Contoh Karya Ilmiah Pendidikan Berkarakter pada masyarakat Maritim
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Indonesia
memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai
pendukung utama dalam pembangunan. Untuk
memenuhi sumber daya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat
penting.
Hal
ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal
3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Berdasarkan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap
jenjang, termasuk di sekolah harus diselenggarakan secara sistematis guna
mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter
peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan
berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University
Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak
ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja,
tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen
oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang
tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan
soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter
peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Melihat masyarakat Indonesia
sendiri juga lemah sekali dalam penguasaan soft skill. Untuk itu penulis
menulis karya ilmiah ini, agar pembaca tahu betapa pentingnya pendidikan
karakter dengan kebudayaan maritim bagi semua orang, khususnya bangsa Indonesia
sendiri.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Mengapa
pendidikan karakter maritim digunakan untuk menciptakan SDM yang berkualitas.
2. Bagaimana
pendidikan karakter maritim dapat menciptakan SDM yang berkualitas.
3. Apa
manfaat pendidikan karakter maritim diterapkan dalam menciptakan SDM yang
berkualitas.
C. TUJUAN
PENULISAN
1. Untuk
mengetahui mengapa pendidikan karakter maritim digunakan untuk menciptakan SDM
yang berkualitas.
2. Untuk
mengetahui bagaimana pendidikan karakter maritim dalam menciptakan SDM yang
berkualitas.
3.
Untuk
mengetahui apa manfaat pendidikan karakter maritim diterapkan dalam menciptakan
SDM yang berkualitas.
ABSTRAK
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER MARITIM
Oleh : Ardi Alam Jabir, Wahyuni Eka Nanda, William Shakespeare
Penerapan pendidikan karakter maritim bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya laut di Indonesia yang begitu melimpah guna perkembangan negara Indonesia di bidang perekonomian. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menguraikan seluk-beluk pendidikan karakter maritime sehingga dikatakan bahwa penididikan karakter maritime dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam karya ilmiah ini, duraikan tentang budaya maritime di Indonesia, pendidikan karakter maritime, peranan dan fungsi pendidikan maritime serta manfaat pengetahuan maritime dalam bidang industry. Penerapan pendidikan karakter maritime di Indonesia masih sangat kurang dan hanya terdapat pada jenjang perguruan tinggi. Hal ini mengakibatkan pengetahuan maritime pada peserta didik yang tidak memadai dan kurangnya praktik di lapangan mengakibatkan kurang berkualitasnya lulusan yang dihasilkan dalam bidang pengetahuan maritime, sedangkan banyak hal yang perlu didalami dalam pengetahuan maritime, seperti ilmu pelayaran,
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDIDIKAN
BERKARAKTER
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Karakter adalah sifat
khas, kualitas dan kekuatan moral pada seseorang atau kelompok. Pendidikan
karakter adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai sehingga
terinternalisasi dalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujud dalam
sikap dan perilaku yang baik. Pendidikan karakter bukan terletak pada materi
pembelajaran melainkan pada aktivitas yang melekat, mengiringi, dan
menyertainya (suasana yang mewarnai, tercermin dan melingkupi proses
pembelajaran pembiasaan sikap & perilaku yang baik). Pendidikan karakter
tidak berbasis pada materi, tetapi pada kegiatan.
Menurut FW
Foerster seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman, bahwa ada empat ciri
dasar pendidikan karakter yang telah dirumuskan, yaitu:
- Menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut.
- Adanya koherensi yang membangun rasa percaya diri dan keberanian, sehingga anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-ambing serta tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi baru.
- Adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan demikian, anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar.
- Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik dan kesetiaan marupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih.
B. KEBUDAYAAN MARITIM
Kebudayaan maritim didefinisikan sebagai kebudayaan tentang
perikehidupan masyarakat di wilayah pesisir yang terkait dengan pola
adaptasinya dalam hal pengelolaan sumber daya alam untuk pemenuhan kebutuhan
hidup dan pengembangan kesejahteraan, pola tata permukiman dan tradisi
pengelolaan ekosistem mereka dalam rangka menjamin kelangsungan komunitasnya.
Zen
(2000) telah menguraikan secara
jelas maknaIndonesia sebagai Benua Maritim atau Benua Maritim Indonesia (BMI).
Secara fisik, BMI ini merupakan satu kesatuan antara darat, laut, dan udara,
yang bercirikan benua ditinjau dari sudut pandang iklim dan cuaca (klimatologi
dan meteorologi), keadaan airnya (oseanografi), tatanan kerak bumi (geologi dan
geofisika), keragaman biota (biologi) serta tatanan sosial-budayanya (antropologi).
Selain
sifat-sifat seperti tersebut, Indonesia terletak pada peretemuan tiga lempeng
besar, yaitu lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, dan lempeng Samudra
Hindia-Australia. Di sebelah Barat terdapat Paparan Sunda dengan laut dangkal,
di tengah-tengah tedapat palung-palung laut dalam, di ujung Timur terdapat
paparan Sahul dengan laut dangkal. Dari ujung Barat hingga ke ujung Timur
terbentang jalur magmatik dan jalur seismik serta jalur anomali gravitasi
negatif terpanjang di dunia. Oleh karena itu, Indonesia menjadi tempat yang
demikian banyak fenomena kebumian. Indonesia masih mempunyai karakteristik
lain, yaitu luas wilayahIndonesiaadalah 7,9 juta Km2. Dari luas
wilayah tersebut, yakni 5,8 juta Km2 merupakan laut termasuk ZEE. Indonesia
mempunyai garis pantai sepanjang 81.000 km, dan mempunyai sebanyak 17.508
pulau.
Oleh
karena itu, masyarakat Indonesia terbentuk dari kebudayaan maritime. Kebudayaan
maritim terdiri dari komponen-komponen yang saling terkait membentuk suatu
keseluruhan. Aspek-aspek tersebut berupa sistem-sistem ide/gagasan,
pengetahuan, kepercayaan, nilai, norma/aturan, bahasa/komunikasi, kelembagaan/
organisasi sosial, ekonomi, teknologi, dan seni maritim. Pada karya ilmiah ini,
kita akan membahas aspek kebudayaan maritim di bidang pengetahuan dalam
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat memanfaatkan sumber
daya laut Indonesia seoptimal mungkin.
C. PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER
MARITIM DALAM MENCIPTAKAN SDM YANG BERKUALITAS
Pendidikan karakter maritim
merupakan sistem pendidikan dengan penerapan pada aktivitas yang melekat,
mengiringi, dan menyertainya (suasana yang mewarnai, tercermin dan melingkupi
proses pembelajaran pembiasaan sikap & perilaku yang baik) yang terkait
pembelajaran kebudayaan maritim tentang perikehidupan masyarakat di wilayah
pesisir yang terkait dengan pola adaptasinya dalam hal pengelolaan sumber daya
alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan pengembangan kesejahteraan, pola tata
permukiman dan tradisi pengelolaan ekosistem mereka dalam rangka menjamin
kelangsungan komunitasnya.
Pendidikan
karakter maritim sangat tepat diterapkan di Indonesia mengingat Indonesia ialah
negara maritim dengan garis pantai terpanjang di dunia memberikan banyak
kekayaan alam baik di laut maupun di pesisir pantai agar kekayaan laut dan
pesisir dapan dimanfaatkan sebaik mungkin.
Negara
Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman yang tidak dipunyai
oleh negara-negara lain di dunia ini. Keanekaragaman yang dimaksud di sini
berkaitan dengan bio-geo-fisik-etnikekonomi- sosio-kultural yang
terdapat pada wilayah yang sebagian besar terdiri dari wilayah pesisir dan
laut. Untuk membangun wilayah pesisir dan laut ini, diperlukan transformasi
cara pandang bangsa Indonesia, yang berupa falsafah hidup bangsa. Falsafah
tersebut berbunyi “ hidup dari dan dengan laut “. Hal tersebut semakin
menguatkan betapa pentingnya pendidikan karakter maritim diterapkan bagi
peserta didik di Indonesia.
Selain itu, pendidikan karakter maritim tepat diterapkan mengingat
banyaknya fungsi laut, yang digolongkan dalam empat property. Empat
properti laut yang menjadikannya penting untuk diperebutkan sepanjang masa,
yaitu pertama lokasinya, kedua fungsinya, ketiga kekayaan alam yangdikandungnya
dan keempat sosial-budaya kehidupan masyarakat bahari. Kekayaan alamlaut tidak
hanya berupa kekayaan hayati dan nabati yang ada dalam massa air laut, seperti
ikan dan tumbuh-tumbuhan laut, tetapi juga bahan tambang mineral yangdikandung
air laut, lapisan dasar laut lepas
pantai dan laut dalam. Termasuk
dalam kekayaan alam laut adalah energi
listrik yang dapat ditimbulkan oleh tenaga gelombang air laut dan hembusan
angin di atas laut.
D.
PENDIDIKAN KARAKTER MARITIM DALAM MENCIPTAKAN SDM
YANG BERKUALITAS
Dalam menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas dan dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya laut dengan
optimal, pendidikan karakter maritim hendaknya diterapkan dalam sistem
pendidikan di Indonesia dengan berbagai kriteria dan dimulai dari jenjang SMA
sederajat dan kembali diterapkan dalam perguruan tinggi agar dapat menghasilkan
lulusan dengan pengetahuan maritim yang memadai dan dapat memanfaatkan potensi
laut di Indonesia dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Berikut ilmu-ilmu yang diterapkan untuk
menciptakan pendidikan karakter maritim :
Ø Ilmu
pelayaran
Merupakan suatu ilmu pengetahuan
yang mengajarkan cara untuk melayarkan sebuah kapal dari suatu tempat ke tempat
lainnya dengan selamat aman dan ekonomis.
Sebagai Negara kepulauan yang
dikelilingi oleh lautan, sejak lama masyarakat Indonesia telah melakukan
pelayaran secara tradisional, dengan dibekali pengetahuan secara turun-temurun.
Perkembangan ilmu pelayaran
berawal sejak manusia menggunakan laut untuk berenang, menyelam, berperahu dan
dalam mengambil sumber daya alam yang berada di laut, misalnya seperti ikan,
udang, kepiting dan lain-lain. Keingintahuan yang dalam mengenai samudra
menimbulkan minat untuk melakukan berbagai pelayaran.
Pengalaman dan pengetahuan
perlahan didapatkan mulai dari cara mengemudikan kapal, menggunakan angin untuk
berlayar, mengetahui perubahan arus dan gelombang dan mengetahui pengaruh
bintang dan matahari terhadap kondisi laut. Aktivitas pelayaran yang meningkat
seiring dengan waktu mengakibatkan manusia tersebar dari pulau ke pulau.
Secara garis besar ilmu
pelayaran dapat dibagi atas :
1. Ilmu Pelayaran Datar, yaitu Ilmu Pelayaran yang
menggunakan benda bumiawi (Pulau, Gunung, Tanjung, Suar, dlsb),sebagai pedoman
dalam membawa kapal dari satu tempat ke tempat lain
2. Ilmu Pelayaran Astronomis, Yaitu Ilmu Pelayaran
yang menggunakan benda benda angkasa (Matahari, Bulan, Bintang,dlsb), sebagai
pedoman dalam membawa kapal dari satu tempat ke tempat lain
3. Navigasi Electronics, Yaitu Ilmu Navigasi yang
berdasarkan atas alat alat elektronika seperti radio pencari arah (RDF).
RADAR,LORAN, DECCA, dlsb.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang kita miliki saat ini, telah memberikan kemudahan dalam berbagai
pelayaran. Sistem navigasi yang semakin
modern memudahkan kita untuk mengetahui arah pelayaran dengan cermat.
Kita juga dapat mengetahui
posisi dari kapal yang sedang berlayar dan dapat berhubungan langsung dengan
orang lain sehingga tidak terjadi tabrakan.
Ø Pengetahuan
tentang perilaku ikan dan biota laut lainnya
Ilmu fisiologi dan tingkah laku ikan merupakan dua cabang ilmu pengetahuan yang
diaplikasikan pada perikanan tangkap khususnya teknologi penangkapan ikan.
Pengetahuan ini sangat berguna untuk industri perikanan karena memberikan
pengetahuan tentang etologi ikan dan biota laut lainnya.
Ø Pengetahuan
tentang rumah ikan
Dari
akumulasi pengalaman dan warisan generasi tua, nelayan di mana-manamempunyai
pengetahuan tentang lokasi-lokasi ikan, bahkan letak rumah-rumahikan targetnya:
dasar (dalam, dangkal, berpasir, berlumpur, berbatu-batu,
rata,landai, curam) dan kondisi air laut,
terutama ombak dan arus. Pengetahuan sepertiini diperlukan bagi pilihan
penggunaan jenis ikan.
Ø Pengetahuan
tentang lingkungan sosial
Kelompok-kelompok
nelayan tentu di kelilingi oleh kelompok-kelompok sosial dengan mana mereka
berinteraksi, bekerjasama, atau bersaing memperebutkan peluang-peluang
penguasaan sumber daya dan pasar. Pengetahuan tentang kondisi lingkungan sosial sekeliling
tersebut digunakannya untuk menyusun siasat bagi pengambilan
keputusan/pilihan tindakan (choice action ).
Poin-poin
di atas merupakan sebagian kecil tentang pengetahuan maritim yang perlu
diterapkan dalam pendidikan karakter maritim. Poin-poin tersebut di atas
sebaiknya diterapkan dalam praktik di lapangan agar tercapai pendidikan
berkarakter.
E.
MANFAAT PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER MARITIM DALAM
MENCAPAI SDM YANG BERKUALITAS
Manfaat penerapan pendidikan
karakter maritim sangat banyak, namun pada karya ilmiah ini kami menekankan
pada manfaat pendidikan karakter maritim dari segi ekonomi dan peluang kerja/
ekonomi industri maritim.
Ekonomi
(industri) kelautan dikembangkan untuk mentransformasikan keunggulan komparatif
menjadi keunggulan kompetitif melalui industri maritim dalam rangkapeningkatan
ketahanan nasional. Industri maritim dikembangkan dengan menerapkan asas
angkutan laut dalam negeri dan hanya boleh dilakukan oleh kapal-kapal
berbendera Indonesia (Asas cabotage). Industri maritim membuka lapangan
pekerjaan yang seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia. Kebijakan di bidang
industri kemaritiman, dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan industri berbagai
aspek kelautan, seperti pelayaran, perikanan, sumberdaya energi dan mineral,
pariwisata, permukiman, dan keterkaitannya, disamping industri pendukungnya,
misalnya: fasilitas pembuatan pelabuhan, pemeliharaan dan perbaikannya pada
lokasi-lokasi yang strategis, yang meliputi seluruh perairan Indonesia dan
memiliki kemudahan dukungan berbagai bahan baku dan suku cadang. Indutri
kemaritiman yang dikembangkan perlu mengikuti kaidah-kaidah
lingkungan yang berlaku, pada tingkat
global, regional, nasional maupun lokal. Industri kemaritiman ini perlu
diselaraskan dengan ketentuan-ketentuan internasional yang berlaku dan selalu dikembangkan,
seperti: Industri yang berwawasan lingkungan, dan berdasarkan pada prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan (sustainable development), antara lain Oceans
Technology, limbah hasil industri yang didaur-ulang berdasarkan prinsip 5-R (Recycle,
Reuse, Reduce, Rehabilitation, Recover), upaya pencegahan dan penanggulangan
pencemaran dan perusakan lingkungan, dan menghasilkan permasalahan yang timbul
yang berkaitan dengan berbagai jenis limbah yang dihasilkan dalam proses
kegiatan tersebut di perairan laut. Industri
kemaritiman disamping mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku, juga perlu mempertimbangkan
aspek SDM. Penggunaan tenaga kerja yang semaksimal mungkin,dan juga perlu
pengembangan sumber daya manusia Indonesia, melalui
penerapan pendidikan karakter maritim di sekolah.
Selama ini, pembangunan ekonomi berbasis sumber daya kelautan di Indonesia
masih belum mendapat perhatian sebagaimana mestinya, akibatnya mengubah
keterpurukan sosial ekonomi masyarakat pesisir, industri perikanan, pelayaran
dan wisata bahari. Sebanyak 22% dari penduduk Indonesia adalah masyarakat yang
menempati areal pesisir sebagai tempat tinggal dan bekerja pada sektor yang
berhubungan dengan kelautan. Kenyataannya sebanyak 65% nelayan, pembudidaya
ikan dan masyarakat pesisir sebagai pelaku dan objek dari pembangunan masih
terjebak dalam kemiskinan disebabkan kurangnya pengetahuan maritime yang
dimiliki sehingga hanya menghasilkan SDM yang kurang berkualitas. Mereka hanya
belajar dengan meniru bagaimana nelayan lain bekerja tanpa dilandasi
pengetahuan maritime yang memadai.
Berdasarkan
kontribusi kegiatan ekonomi berbasis sumber daya kelautan terhadap PDB masih
sangat kecil dibandingkan dengan potensi yang kita miliki, apalagi bila dibandingkan
dengan negara lainnya yang memiliki sumber daya kelautan lebih kecil dari
Indonesia, seperti: Islandia, Cina dan Jepang di mana kontribusi ekonomi dari
bidang kelautannya masing-masing sebesar 65%, 48%, dan 54%. Berkat perjuangan
para penyelenggara negara ini, Indonesia
telah diakui dalam Konvensi PBB 1982
tentang Hukum Laut, sehingga mempunyai
kedaulatan dan yurisdiksi atas kawasan dankekayaan alam di luar Nusantara
Indonesia, yaitu di Zone Tambahan dan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE). Dengan itu
maka Indonesia mempunyai hak tertentu untuk memanfaatkan kawasan
yang luasnya sekitar 8 juta km2 atau empat kali lipat dari wilayah teritorial
Indonesia pada awal kemerdekaan di tahun 1945. Situasi itu selain membawa
Indonesia menjadi negara yang sangat luas jugamempunyai keunggulan komparatif
yang luar biasa di sektor kelautan dan perikanan, pariwisata, kehutanan, energi
dan sumberdaya mineral. Untuk menempatkan keunggulan
komperatif yang luar biasa di sektor ini
diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dengan pengetahuan maritime
yang memadai.
Berikut ini diuraikan beberapa industri yang memerlukan
pengetahuan maritim :
Ø Industri Pelayaran
Potensi jasa lingkungan kelautan yang masih memerlukan
sentuhan pendayagunaan secara profesional dan pengetahuan dasar maritim agar
potensi ini dapat dimanfaatkan secara optimal dalam jasa transportasi laut
(perhubungan laut). Betapa tidak, sebagai negara maritim ternyata pangsa pasar
angkutan laut baik antar pulau maupun antar negara masih dikuasai oleh armada
niaga berbendera asing. Berdasarkan data yang ada, hampir 80 persen proses perpindahan
barang dan jasa antar pulau menggunakan jasa perhubungan laut. Industri
pelayaran dikembangkan untuk memantapkan perwujudan wawasan nusantara serta
memperlancar roda perekonomian dan perdagangan. Industri pelayaran dapat
digunakan untuk kepentingan pertahanan negara dalam masa perang atau dalam bahaya
perang. Industri pelayaran sebagaimana dimaksud meliputi industri perkapalan, angkutan
laut dan pelabuhan. Pemerintah membangun pelabuhan umum untuk mendukung
kegiatan armada pelayaran niaga nasional dan kegiatan perdagangan kawasan
hinterlan masing-masing pelabuhan. Kerjasama angkutan laut antarperusahaan
pelayaran nasional dengan perusahaan pelayaran asing dilakukan berdasarkan
prinsip timbal balik (reci procal) ketersediaan terminal pelabuhan pada kedua
belah pihak. Tata ruang wilayah pelabuhan dan sekitarnya harus memperhatikan
kelancaran kegiatan pelabuhan. Daya saing pelabuhan - pelabuhan pengumpul
(hubports) nasional didukung sepenuhnya oleh armada pelayaran nasional.
Perencanaan pengembangan pelabuhan umum melibatkan pemerintah pusat, pemerintah
daerah, asosiasi pelayaran nasional, Kamar Dagang Indonesia dan pihak-pihak
terkait lainnya untuk mewujudkan sistem pelabuhan komunitas (community port)
secara terpadu dengan sistem transportasilaut dan intermoda nasional.
Pemerintah menyelenggarakan pelabuhan sebagai bagianyang tidak terpisahkan dari
sistem pelayaran nasional.
Perkembangan pelabuhan mengikuti
perkembangan armada niaga nasional dan perkembangan armada niaganasional
mengikuti perkembangan perdagangan. Armada niaga nasional menunjang kelancaran,
keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang,
keselamatan berlayar, serta angkutan laut dan tempat perpindahan intra dan/atau
antarmoda.
Pelayaran Indonesia memiliki nilai sangat srategis tidak
saja dalam aspek ekonomi, karena mendatangkan devisa, kesempatan kerja, dan
membangkitkan ekonomi lainnya, tetapi juga dalam aspek lainnya seperti
kedaulatan (sea power) dan pemersatu bangsa. Namun industri pelayaran Indonesia
dewasa ini dalam kondisi sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, dengan
pengetahuan karakter maritim dapat menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas dan mengembangkan industri pelayaran Indonesia.
Ø Industri Perikanan
Laut Indonesia yang kaya akan
berbagai jenis ikan harus dimanfaatkan untuk pengembangan industri perikanan
nasional yang didukung oleh armada dengan teknologi penangkapan ikan yang
canggih, budidaya perikanan, pemasaran, dan dikembangkansecara terpadu dengan
pelabuhan perikanan, armada perikanan, fasilitas, pengelolaan ikan dan
pemasaran, sehingga menjadi industri perikanan yang terkemuka di dunia. Industri
perikanan nasional merupakan salah satu sektor unggulan untuk meningkatkan
perekonomian nasional dan ketahanan nasional bangsa Indonesia. Industri perikanan
nasional meliputi pengolahan ikan, pengalengan ikan, dan ekspor yang sesuai
dengan standar kualitas nasional dan internasional. Untuk mendukung industri perikanan
nasional, telah dibangun beberapa sarana dan prasarana berupa pelabuhan perikanan
yang terdapat di 32 titik wilayah Belt Ekonomi Maritim yaitu di Lampulo.
Pemanfaatan sumberdaya laut di
Indonesia baru mencapai 62 % dari potensilestarinya dan tidak sampai ambang
batas merusak lingkungan seperti yang menjadi syarat dari Federation
Agriculture Organization (FAO) sebesar 80 % pemanfaatan sumberdaya ikan dari
potensi lestari. Dan untuk produksi perikanan Indonesia sampai saat ini
mencapai 618 juta ton pertahun. Di Indonesia terdapat beberapa wilayah pengelolaan
sumberdaya ikan, yaitu Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Utara Jawa dan Selat
Sunda, Selat Makassar dan laut Flores, Laut Banda, Laut Arafura, Laut Tomini
dan Laut Maluku, Laut Sulawesi, dan Samudera Hindia. Di kawasan Barat Indonesia
(KBI) terdapat jenis ikan pelagis kecil, udang dan ikan demersal, kecuali di
Samudera Hindia terdapat Tuna besar, cakalang, pelagis kecil, udang dan ikan
demersal. Sedangkan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) khususnya laut dalam
terdapat jenis ikan seperti Tuna besar, Cakalang, pelagis kecil, udang dan ikan
domersal. Pangsa ekspor ikan Indonesia selama ini di lakukan pada Negara besar
di dunia seperti: Negara Jepang, Amerika, Spanyol dan Negara Prancis. Jepang merupakan importir
terbesar jenis ikan tuna dan cakalang baik dalam bentuk segar atau beku. Pada
tahun 1996 Jepang mengimpor ikan tuna/cakalang sebesar 69.568 ton senilai
$627.1 juta dibandingkan dengan tahun 1994 yang sebesar 69.288 ton, mengalami
kenaikan yang cukup berarti. Importir lainnya adalah Amerika Serikat yang
mengalami kenaikan drastis, permintaan ikan dari 14.291 ton (1994) menjadi
18.754 pada tahun 1996 senilai 116.7 jutaUS$; Negara Spanyol dan Perancis yang
masing-masing 7.856 ton (senilai US$ 25.7 juta) dan 6.293 ton (senilai US $
20.6 juta). Perairan Indonesia diperkirakan
memiliki potensi lestari ikan laut sebesar 6,4 juta ton pertahun. Potensi
tersebut terdiri dari ikan pelagis besar 1,65 juta ton, ikan pelagis kecil 3,6
juta ton, ikan demersal 1,36 juta ton, ikan karang 145 ribu ton, udang peneid
94,8 ribu ton, lobster 4,8 ribu ton, dan cumi-cumi 28,25 ribu ton (Dahuri,
2003). Berdasarkan perhitungan
harga di tingkat produsen tahun 2000 nilai produksi ikan tangkap mencapai Rp.
18,46 triliun. Sedangkan untuk benih ikan laut mencapai Rp 8,07 milyar.
Sedangkan untuk budidaya laut yang meliputi ikan, rumput laut, kerang-kerangan,
tiram, teripang, mutiara mencapai produksi senilai Rp 1,36 triliun di tingkat
produsen pada tahun 2002. Selain potensi perikanan tangkap, Indonesia memiliki
potensi perikanan budidaya yang cukup besar. Potensi lahan kegiatan budidaya
laut diperkirakan mencapai 24,53 juta ha yang terbentang dari ujung bagian
barat Indonesia sampai ke ujung wilayah timur Indonesia yang diukur sepanjang 5
km dari garis pantai ke arah laut. Komoditas-komoditas yang dapat dibudidayakan
pada areal tersebut antara lain: ikan kakap, kerapu, tiram, kerang darah,
teripang, kerang mutiara, abalone, dan rumput laut. Pada tahun2000, kegiatan
budidaya laut (marikultur) mencapai produksi sebesar 994,962 ton dengan nilai sebesar
Rp 1,36 triliun berdasarkan nilai pada tingkat produsen (Statistik
BudidayaPerikanan, 2001).Indonesia juga memiliki potensi pengembangan budidaya
tambak yang cukup besar.Lahan utama yang potensial bagi pengembangan budidaya
tambak terletak di daerahhutan bakau. Ditjen Perikanan (1999) memperkirakan
potensi lahan pengembangantambak di Indonesia mencapai 913.000 ha, sedangkan
tingkat pemanfaatannya barumencapai 344.759 ha atau sekitar 40 persen dari
total potensinya. Komoditas-komoditaspotensial yang dapat dibudidayakan adalah:
udang windu, udang putih, udang api-api,udang cendana, ikan bandeng, baronang,
belanak, dan ikan nila. Pada tahun 2000, kegiatan budidaya tambak baru mencapai
produksi sebesar 430.017 ton atau sekitar 24% dari potensi lahan yang tersedia,
apabila setiap 1 ha lahan menghasilkan produksi 2 ton maka nilai produksinya
sebesar Rp 7,46 triliun (Statistik Budidaya Perikanan, 2001).
Ø Industri Pariwisata Bahari
Pemerintah mendorong pengembangan
potensi wisata bahari di seluruh perairan Indonesia sebagai upaya meningkatkan
perekonomian nasional dan mendukung usaha masyarakat di bidang pariwisata.
Pengembangan wisata bahari harus melibatkan peran serta masyarakat lokal, adat,
dan pesisir serta memperhatikan pertimbangan para pemangku kepentingan,
pelayanan satu atap dan kemudahan masuk Indonesia. Perencanaan wisata bahari
harus dikaitkan dengan lingkungan dan tata ruang untuk menjaga kelestarian
lingkungan dan keterpaduan pembangunan sertamemperhatikan keselamatan dan
keamanan wisatawan, pelabuhan/marina, acara wisata dan pemasaran.
Pengusahaan wisata bahari yang
memanfaatkan pantai harusmemberikan ruang bagi kepentingan umum. Pemerintah
berkeinginan membangun infrastruktur pariwisata bahari, pelabuhan/marina,
fasilitas umum keselamatan dankeamanan, bagi para wisatawan. Untuk menjamin
keselamatan dan keamanan kapal-kapal wisata bahari, pemerintah menyediakan
fasilitas berupa alat komunikasi dan stasiun-stasiun pelaporan radio, dan penjagaan
pantai dan penyelamatan. Pengembangan wisata bahari di daerah perbatasan dan
daerah pulau-pulau kecil terluar harus memperhatikan kepentingan Indonesia jauh
ke depan, masyarakat negara tetangga dan batas-batas wilayah Indonesia. Dengan
melihat latar belakang laut Indonesia yang merupakan terbesar dari Aseanarean,
yang memiliki potensi wisata bahari beraneka ragam. Potensi inimengandung
keunikan dan kelangkaan dibandingkan dengan kawasan mediterania dan Karibia.
Sebenarnya, industri wisata bahari Indonesia berpeluang menjadi salah satu
tujuan wisata bahari terbesar di dunia dengan berbasis marine ecotourism. Namun
industri ini juga tak luput dari ancaman yang timbul dari dalam maupun dari
luar.
Ø Industri Energi dan Sumberdaya
Mineral
Pemerintah mendorong pengembangan
industri energi dan sumberdaya mineral sebagai upaya peningkatan perekonomian
nasional dan menyediakan lapangan kerjabagi masyarakat sekitar. Industri energi
dari laut bersumber pada dinamika gelombang,pola arus dan pasang surut
dikembangkan sesuai kebutuhan dan kemampuan daya dukung, sedangkan industri
sumber daya mineral bersumber dari air laut, dasar laut dan tanah di bawahnya
dikembangkan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, keterpaduan
pembangunan lainnya, keselamatan dan keamanan kerja. Teknologi industri energi
dan sumber daya mineral dikuasai ahli-ahli bangsa Indonesia melalui pendidikan
dan kerjasama luar negeri. Perubahan sumberdaya mineral di laut menjadi energi
dikembangkan dengan memperhatikan penanganan limbah. Pengolahan dan penggunaan
sumberdaya mineral dilakukan dengan memperhatikan hasil eksplorasi, potensi
kandungan dan konservasi energi. Energi kelautan merupakan energi
non-konvensional dan termasuk sumberdaya kelautan non hayati yang dapat diperbaharui
yang memiliki potensi untuk dikembangkan di kawasan pesisir dan lautan Indonesia.
Keberadaan sumberdaya ini dimasa yang akan datang semakin signifikan manakala
energi yang bersumber dari BBM (bahan bakar minyak) semakin menipis. Jenis energi
kelautan yang berpeluang dikembangkan adalah ocean thermal energy conversion(OTEC),
energi kinetik dari gelombang, pasang surut dan arus, konversi energi
dariperbedaan salinitas. Perairan Indonesia merupakan suatu wilayah perairan
yang sangat ideal untuk mengembangkan sumber energi OTEC. Hal ini dimungkinkan
karena OTEC didasari pada perbedaan suhu air laut permukaan dengan suhu air
pada kedalaman 1 km minimal 20°C. Hal ini terlihat dari banyak laut, teluk
serta selat yang cukup dalam di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar
bagi pengembangan OTEC. Salah satu pilot plant OTEC dikembangkan di pantai
utara Pulau Bali.
Sumber energi kelautan lainnya,
antara lain energi yang berasal dari perbedaan pasang surut, dan energi yang
berasal dari gelombang. Kedua macam energi tersebut juga memiliki potensi
yang baik untuk dikembangkan di Indonesia. Kajian terhadap sumber energi ini
seperti yang dilakukan oleh BPPT bekerjasama dengan Norwegia di Pantai Baron,
D. I Yogyakarta. Hasil dari kegiatan ini merupakan masukan yang pentingdan
pengalaman yang berguna dalam upaya Indonesia mempersiapkan sumberdaya manusia
dalam memanfaatkan energi non konvensional. Sementara itu, potensi pengembangan
sumber energi pasang surut di Indonesia paling tidak terdapat di dua lokasi,
yaitu Bagan Siapi-api dan Merauke, karena di kedua lokasi ini kisaran pasangsurutnya
mencapai 6 meter. Sumber daya tidak dapat pulih meliputi seluruh mineral dan
geologi. Indonesia sebagai negara maritim memiliki kandungan minyak dan gas
bumi yang besar,berdasarkan data geologi, diketahui bahwa Indonesia memiliki 60
cekungan potensi yang mengandung minyak
dan gas bumi seperti di Selatan Makassar. Dari 60 cekungan tersebut,40 cekungan terdapat
di lepas pantai, 14 cekungan berada di daerah transisi daratan danlautan
(pesisir) dan hanya 6 cekungan yang berada di daratan. Dari 60 cekungan
tersebutdiperkirakan dapat menghasilkan 84,48 milyar berel minyak, namun baru
9,8 milyarbarel yang diketahui dengan pasti, sedangkan sisanya sebesar 74,68
milyar barel berupa kekayaan yang belum dimanfaatkan. Sumber mineral dasar laut
ditemukan di daerah hidrotermal atau di daerah gunung api dasar laut yang
terdapat di wilayah perairan Maluku dan Sulawesi bagian utara ini. Di daerah
hidrotermal ini terjadi keluaran cairan magma dari perut bumi dan terjadi mineralisasi
karena tercampur dengan air laut. Mineral ini bertumpuk-tumpuk di mulut magma
yang menghasilkan puncak gunung yang runcing dan menjulang tinggi pada kedalaman
sekitar 2000 hingga 4000 meter dari permukaan laut. Sebagai gambaran besarnya
sumber tambang dasar laut di perairan ini adalah sumber tambang dasar laut di
Papua Nugini yang mengandung tembaga, seng plumbum, emas dan
perak,eksploitasinya mencapai tingkat 200 ton per hari. Disamping memiliki
potensi migas, Indonesia juga memiliki potensi sumber daya alam yang terdapat
di pantai dan lautan meliputi seluruh mineral yang terdiri dari tigakelas,
yaitu kelas A (mineral strategis: minyak, gas dan batu bara); kelas B (mineral
vital: emas, timah, bauksit, nikel ,bijih besi, cromite); dan kelas C (mineral
industri: termasuk bahan bangunan dan galian seperti granit, tanah liat, kaolin
dan pasir. Secara umum pertambangan di wilayah Belt Ekonomi Maritim yang sudah
beroperasi terdapat di Kepulauan Riau, Indramayu, Bawean, Bontang, dan
Sale/Papua. Sedangkan wilayah lautan yang memiliki potensi untuk dikembangkan
menjadi wilayahpertambangan adalah Natuna, Teluk Cendrawasih, Banda/Maluku,
Sulawesi Tenggara,Sulawesi Tengah, Selat Makassar.
PENGETAHUAN YANG DAPAT MEMBUAT SDM
BERKUALITAS DENGAN PENDIDIKAN MARITIM.
Table :
PENGETAHUAN
|
MANFAAT
|
Perilaku
ikan
|
|
1.fototaksis
|
Masyarakat dapat tahu bagaimana
mendapatkan ikan yang perilakunya fototaksis,seperti dengan penggunaan cahaya
lampu yang baik.
|
2. berkelompok /berasosiasi
|
Masyarakat dapat mendapatkan ikan dengan mennggunakan alat
bantu sehinggadapat menguampulkan ikan –ika tersebut ,seperti rumpon.
|
3.nokturnal /diurnal
|
Masyarakat dapat membedakan kapan
untuk mendapatkan ikan dengan menyesuaikan ikan tersebut ter masuk nocturnal
atau diurnal.
|
4, kebiasan makan
|
Masyarakat dapan menggunakan pancing
dengan sesuai dengan umpan dan kebiasaan makan ikan yang akan ditangkap.
|
5.migrasi
|
Masyarakat dapat memanfaatkan
sifat ikan ini dengan menghadang jalur migrasi menggunakan Gill net.
|
6.berlindung di sela sela batu
|
Masyarakat dapat menangkap ikan
denga meletakkan jabakan pada sela sela karang separti bubu
|
Rumput
laut
|
Masyarakat dapat membudidayakan
nya da dapat memproduksinya sehingga dapat dijadikan bahan agar-agar, atau
pun dapat mngimpor ke luar negri.
|
mas bro karya ilmiahnya sy copy yah ? buat tugas kuliah nih. bolehkan ?
BalasHapusSAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
HapusDEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
boleh minta file aslinya ngak ?
BalasHapus